Mobile Banking yang belum Mobile (kalau ada masalah)

Mobile banking adalah fasilitas yang diberikan bank untuk memudahkan nasabahnya melakukan transaksi keuangan. Hampir sebagian besar bank menyediakan fasilitas ini seiring jangkauan internet yang semakin luas.

Dengan fasilitas ini, memudahkan para nasabah mengecek saldo tabungan, transfer dana ke rekening bank yang sama maupun bank-bank lainnya. Pembelian voucer pulsa telepon pra bayar juga bisa dilakukan.

Bagi nasabah yang sering berpergian, fasilitas ini sangat membantu. Juga bagi yang suka belanja online. Transaksi keuangan tak harus mendatangi kantor bank atau ATM, tapi cukup dilakukan dengan gadget yang terkoneksi dengan jaringan internet.

Sudah sekitar tiga tahun ini saya juga memanfaatkan fasilitas ini lewat salah satu bank syariah milik pemerintah. Karena sering bepergian dan tempat tugas jauh dari bank apalagi ATM, mobile banking ini jadi andalan saya untuk transfer dana ke orangtua di Jawa, beli barang secara online atau isi pulsa handphone. Semuanya terasa mudah karena bisa dilakukan di mana pun berada.

Namun, kemudahan ini berbalik menjadi hambatan akhir bulan juli lalu, ketika mobile banking yang saya gunakan tiba-tiba nggak bisa dipakai. Jangankan untuk transfer dana atau beli pulsa, sekadar untuk cek saldo saja nggak bisa. Selalu muncul informasi, mobile banking anda harus diaktivasi dulu.

Akhirnya, saya coba hubungi via telepon bagian Customer Service (CS). Saya berikan nomor handphone, nomor rekening dan meminta kode aktivasinya. Waktu itu, petugas CS meminta saya untuk bersabar karena akan dicek terlebih dahulu. Dia bilang akan memberitahukan kemudian.

Mulai dari sinilah masalah lain muncul. Ternyata untuk aktivasi mobile banking, harus dilakukan pendaftaran ulang lagi. Dan proses itu nggak bisa dilakukan secara mobile. Maksudnya, saya harus datang lagi ke bank tempat saya daftar fasilitas itu. Nggak bisa dilakukan jarak jauh via online, internet atau datang ke cabang bank terdekat dan mendaftar di situ.

Sudah saya jelaskan kalau posisi saya berada di luar kota dan baru bisa kembali ke Pontianak bulan Agustus. Kalau untuk saat ini, saya belum bisa datang ke kantor bank asal yang menginstall mobile banking.

Saya coba tanya dan minta jalan keluar apakah tidak bisa diwakilkan atau dikuasakan. Karena saat itu terpikir memberikan surat kuasa ke istri saya untuk mengurus pendaftaran ulang mobile banking tersebut.

Via SMS pihak bank memberitahukan dan meminta maaf kalau proses itu tidak bisa dikuasakan. Jadi saya harus datang ke kantor di Pontianak untuk mendaftar lagi. Apa memang seperti itu ya prosedurnya?

Kalau dilihat dari sisi prinsip kehati-hatian bank, memang betul. Bank mungkin khawatir kalau ada pihak-pihak yang berniat jahat untuk menjebol rekening nasabahnya.

Cuma kalau dipikir dari sisi lain : kecepatan dan efektifitas dalam menyelesaikan masalah, cara tersebut perlu ditinjau lagi. Perlu ada cara lain. Solusi yang diberikan bank supaya nasabah tetap bisa transaksi online, sudah nggak tepat lagi.

Mobile banking memang memudahkan untuk transaksi secara online dan real time. Cuma kalau sudah ada masalah… benar-benar repot deh. Masih belum mobile alias nggak bisa diselesaikan secara mobile juga…Terpaksa deh tunggu sampai kembali Pontianak, baru bisa daftar  dan aktivasi lagi…

19 pemikiran pada “Mobile Banking yang belum Mobile (kalau ada masalah)

  1. bukannya kalo mobile bangking memang harus ke bank nya langsung ya pak, kan nanti akan berhubungan langsung dengan nomor dan hape yang digunakan..
    sabar dulu deh Pak Yudhi, moga cepat kelar ya ^_^

  2. iya sih Mas urusan sama bank selalu ribet karena dia nyimpen uang orang dan harus aman dan jangan kasih celah sama orang jahat.. mungkin ini jadi PR buat Bank ya, kayaknya bukan cuma Mas Yudhi yan pernah mengalami seperti ini, jadi gmn caranya bikin sistem supaya kita bisa membereskan masalah2 itu secara mobile tapi tetep aman.. *berandai-andai dulu ga bayar kan…x)*

    1. ini yang dipikirkan bank mba. munculnya teknologi2 baru seperti sms banking, mobile banking, internet banking dan kemudahan lainnya, harus disiapkan pencegahan penipuannya. jadinya harus ditutup dengan prosedural yang mungkin agak merepotkan di awal.

    2. Saya cuma mikir, kalau misalkan mbak nyapurnama di Bandung buka fasilitas mobile banking. Terus, jalan-jalan atau mudik ke Makassar. Tiba-tiba waktu belanja online atau mau kirim dana, layanan itu nggak bisa digunakan. Berarti mbak nyapurnama harus balik lagi ke Bandung untuk urus aktivasi layanan itu.

      Maunya dan harapan saya sih, ke depan untuk urus layanan itu bisa juga dilakukan di cabang bank yg sama di Makassar…. atau itu cuma mimpi kali yaa 🙂

  3. Dengan maraknya kasus penipuan, tampaknya Bak menerapkan prinsip kehati-hatian yg keras Mas…Apa boleh buat sistem mereka rupanya belum mampu berbuat lebih canggih utk melindungi konsumen tapi juga praktis 🙂

    1. Bisa dipahami mbak, kalau bank memakai prinsip kehati-hatian tersebut untuk melindungi konsumen. Sama seperti dulu bank meluncurkan mobile banking dan ATM untuk transaksi keuangan. Ada kekhawatiran produk tsb nggak akan berumur panjang, karena nggak terjamin keamanannnya dibanding metode konvensional (tarik tunai dan harus datang ke bank).

      Namun seiring perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, justru layanan itu yg saat ini banyak dipakai nasabah karena praktis, spt kata mbak.
      Mungkin ahli-ahli IT perbankan perlu diberikan kesempatan untuk mencari solusi gimana kalau ada masalah spt di atas. 🙂

  4. mobile banking kan ya mas? bukan sms banking? 🙂
    ini salah satu pencegahan untuk penipuan sih mas. sekarang ini kan kemudahan diberikan ke nasabah. namun di sisi lain, bank juga harus menjaga reputasinya itu. kalau mobile kan bisa hilang dengan mudah (berpindah tangan), makanya beberapa prosedur disiapkan untuk ini.

    1. Ya benar, mobile banking. padahal hanya perlu kode aktivasinya, Saya udah telpon bank dan kasih nomor hp, nomor rekening, dan silakan dicek. Jawabannya mohon maaf, nggak bisa dan mohon datang langsung ke banknya.

Tinggalkan komentar