Belajar Ngetwit

Baru saja otak atik belajar pasang widget twitter. Setelah bulan lalu buka akun, baru sekarang ini disempatkan untuk belajar lagi. Mulai dari gimana ngetwit, jadi follower sampai mengunggah foto dan headernya. Kalau diingat-ingat jadi pengin ketawa. Gimana nggak. Dibanding teman-teman blogger lain apalagi yg muda-muda, saya termasuk yang telat punya akun twitter. Jadi kalau sekarang punya akun, bukan untuk ikut arus atau supaya nggak dibilang ketinggalan jaman. Bukan itu motivasinya.

Terus terang setelah buka blognya mas Anies Baswedan dan pak Dahlan Iskan, jadi pengin terus mengikuti kata-katanya yang powerful. Membangkitkan rasa optimisme dan sikap lebih mencintai negeri ini. Benar seperti yang dibilang mas Anies kalau selama ini berita-berita baik tentang negeri ini dianggap hal yang biasa dan bahkan sering dicari-cari dimana kurangnya. Padahal di luar negeri justru mendapat pujian. Ingin tahu contohnya, seperti pemilu legislatif  bulan April lalu.

Kebanyakan yang ditampilkan di media cetak adalah hal-hal yang jelek. Manipulasi penghitungan suara, politik uang, caleg yang tidak berkualitas atau tingginya golput. Semua yang  diberitakan itu tidak sepenuhnya salah. Namun kenapa sisi positipnya juga kurang diberitakan.

Padahal pemilu legislatif yang melibatkan kurang lebih 120 juta pemilih itu juga punya sisi-sisi baiknya. Bagaimana petugas KPPS harus mempersiapkan TPS  yang jumlahnya 500 ribu lebih mungkin bukan berita yang menarik untuk ditayangkan media. Bagaimana kotak dan surat suara yang harus dikirim ke 33 propinsi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke bisa jadi kalah populer dibandingkan berita tentang politik uang. Dan yang paling penting, bagaimana pemilihan langsung  tersebut berjalan aman dan damai  juga kurang terekspos.

Nah, supaya nggak ketinggalan mengikuti kicauan mas Anies dan pak Dahlan Iskan yang memang berkualitas, saya pun harus belajar lagi di twitter.

Motivasi yang kedua adalah twitter memaksa saya untuk merangkai kata-kata yang bermakna maksimal 140 karakter. Batasan ini yang menjadikan twitter menarik. Biasanya dalam menulis di blog tanpa sadar saya terlena menuliskan kalimat-kalimat yang panjang. Dengan twitter justru sebaliknya, kalimat harus singkat dan jelas maknanya.

Antara ngeblog dan ngetwit memang berbeda. Namun keduanya saya suka.  🙂

38 pemikiran pada “Belajar Ngetwit

      1. ada di menu dashboardnya, pak. di bagian setting terus pilih sharing atau berbagi. tinggal mau dishare ke socmed lainnya yang kita punya

  1. Saya punya akun twitter tapi jarang ke pake sampai sekarangpun belum begitu terlalu mengerti cara penggunaannya, twitter kok ribet ya gak kayak facebook hehee

  2. wah, saya makin ketinggalan jaman nih. Ga pernah lagi bersentuhan ama tuh twit. Dulu iseng buka akun. Udah gitu dianggurin. Lupa juga login apa.

Tinggalkan Balasan ke Yudhi Hendro Batalkan balasan