Antara Jakarta dan Jeddah

image

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.
Akhirnya kesempatan untuk terbang ke Jeddah, berkunjung ke Madinah dan Mekkah itu datang juga.

Sebenarnya tawaran untuk melaksanakan Umroh sudah saya terima tiga tahun lalu. Namun karena masih disibukkan dengan urusan pekerjaan dan keluarga, tawaran dari adik istri belum sekalipun saya respon.

Niat awalnya sebenarnya ingin naik haji dulu. Sudah nabung di bank syariah, Insya Allah tahun ini mau saya lunasi. Namun dari petugas bank saya dapat kabar  kalau ONH-nya lunas, berangkatnya 14 tahun lagi untuk jamaah dari Pontianak. Saya buka website Kementerian Agama Kota Pontianak untuk cross check. Tenyata benar. Kuota jamaah haji Kota Pontianak setahun sekitar 8 ribu orang. Jadi kalau saya dapat nomor porsi tahun ini, berangkatnya tahun 2029.

Kalau mau berangkat Haji dengan masa tunggu yang lebih pendek bisa. Nggak perlu tunggu sampai di atas 10 tahun. Pakai ONH plus. Mempersingkat waktu tunggu menjadi sekitar 4 tahun. Hanya saja perlu persiapan dana di atas Rp 100 juta.

Terus kalau mau tetap ingin berangkat ke Madinah dan Mekkah tanpa harus lama menunggu apa ada cara lain?

Insya Allah ada yaitu dengan umroh. Inilah jalan yang akhirnya saya tempuh. Tawaran dari adik ipar dan suaminya yang nggak henti-hentinya saya terima via BBM, akhirnya meluluhkan hati saya. Apalagi istri juga bilang, “Kalau dananya nggak cukup untuk pergi berdua, Mas dulu saja yang pergi Umroh. Saya nanti menyusul”. Cuti dari kantor pun sudah disetujui pimpinan.

Rasanya nggak ada alasan lagi untuk nggak berangkat Umroh. Bisa jadi semua ini sudah skenarionya Allah. Kalau ditunda-tunda, khawatir usia dan kesehatan nggak menunjang lagi untuk beribadah umroh.

Akhirnya, 29 Maret lalu, bersama 505 jamaah PT Arminareka dari Sabang sampai Merauke, kami terbang menggunakan Lion Air. Berangkat dari bandara Soekarno-Hatta jam 11.35 Wib dan sampai di Jeddah sekitar jam 21.00 Wib. Maha Suci Allah, pesawat Boeing 747 – 400 yang tingkat dua itu semua penumpangnya adalah jamaah umroh. Terbang 9 jam nonstop Jakarta – Jeddah di ketinggian 31.800 feet.

Ada kejadian lucu saat pemeriksaan barang di imigrasi Soekarno-Hatta. Di botol minuman sari buah yang saya masukkan di tas ransel harus dikeluarkan dan nggak boleh dibawa di dalam pesawat. Padahal dua botol itu belum saya buka dan minum sama sekali. Masa harus dibuang di tong sampah. Satu botol saya minum sampai habis. Satu botol lagi yang masih utuh nggak saya minum karena perut terasa kembung.

Tiba-tiba muncul ide untuk memberikan sari buah itu ke jamaah lain. Bertemulah saya dengan jamaah dari Merauke. Seorang polisi yang bertugas di pos perbatasan RI dan Papua New Guinea. Alhamdulillah dia salah satu jamaah yang berangkat Umroh gratis atas sedekah umroh dari jamaah lainnya.

Saat minum dan ngobrol-ngobrol di depan kami ada ibu-ibu yang nasibnya sama. Disuruh petugas
membuka tas yang dicurigai ada cairan di dalamnya. Setelah saling kenal, rupanya pak Ma’ruf yang polisi itu ditugaskan sebagai mahram bagi ibu yang makanan dan minumannya diminta dikeluarkan oleh petugas imigrasi. Dicocokkan di paspor ternyata benar.”Saya cari-cari yang mana yang namanya pak Ma’ruf. Rupanya ketemunya malah di sini”katanya sambil makan lesehan.

14 pemikiran pada “Antara Jakarta dan Jeddah

  1. Subhanallaah, selamat ya Pak Yudhi, akhirnya bisa berangkat ke tanah suci. Semoga berkah ibadahnya. Kami belum tahu kapan bisaberangkat Pak. 😀

    1. Aamiin, bro Ryan. Kalau ONH maksudnya Ongkos untuk Naik Haji yg biasa/reguler. Biayanya sekitar 30-35 juta.

      ONH plus biayanya sekitar seratus jutaan lebih. Biaya yang lebih mahal sebanding dengan fasiilitas yg diterima, misalkan akomodasi, penginapan lebih dekat ke Masjidil Haram, jumlah hari ibadah lebih singkat dll.

      1. Pelayanan yg diberikan untuk jamaah ONH plus memang lebih istimewa dari ONH reguler, karena sesuai dengan ongkos yg sudah dikeluarkan, bro

  2. Selamat dan sungguh senang membaca kawan yang berumrah atau haji ke Mekah. Saya juga masih proses menabung untuk bisa dapat kursi haji. semoga saya bisa menyusul ke Tanah Suci ya. Semoga umrahnya makbul, aamiiin….

    1. Makasih, Mas. Saya bisa berumroh selain atas ijin Allah juga berkat doa teman2 yang lainnya. Semoga tabungan hajinya segera lunas ya, mas Rudi.

      Kita saling mendoakan ya, Mas, semoga diberikan jalan kemudahan agar dapat beribadah ke tanah suci….. Aamiin

  3. Jadi pengen sekali saya berkunjung ke tanah haramain sana pak Yudhi.. kapan ya?? 🙂 Tapi saya selalu berharap semoga saya dimudahkan untuk itu..
    Salam kenal saya di kunjungan pertama.. 🙂

    1. Insya Allah, terkabul Mas keinginannya. Memang perlu niat dan tekad yg kuat, juga berdoa minta kepada Allah supaya dimudahkan berangkat ke tanah suci.

      Makasih ya kunjungannya ke blog saya dan salam kenal kembali.

Tinggalkan komentar