Tawaran Pinjaman tanpa Agunan

Awal bulan Oktober ini, sudah dua kali saya menerima tawaran pinjaman tanpa agunan. Bulan-bulan sebelumnya, tawaran tersebut  sudah berulang kali saya terima. Semuanya dikirim ke nomor SIM card pasca bayar di modem. Kata-katanya cukup sopan dan ingin membantu kita yang memang sedang mengalami kesulitan keuangan. Seperti ini contohnya:

Name:
Number: +6282215220761
Content:
Mohon maaf, sy DINI +6281281827767 siap bantu pengajuan Pinjeman tanpa Jaminan dg adm O% untuk >15O JT
Time: 04/10/2013 08:30:28

Name:
Number: +6282211894601
Content:
Selamat siang. mhn maaf,kami bersedia bantu ajukan pinjmana tunai,syarat copy krtu krdit,diatas 15O jt grtis byaya adm,proses cepat. Hub : Ayu +6282310363718
Time: 02/10/2013 16:29:54

Sekilas, kalau membaca kalimatnya memang menggiurkan. Bisa dapat pinjaman ratusan juta rupiah dengan iming-iming tanpa agunan dan biaya administrasi 0 %. Jaman sekarang ini, siapa sih orangnya yang nggak butuh uang. Dan hal ini merupakan peluang bagi pihak lain yang memiliki dana yang berlimpah. Berbagai macam cara digunakan. Salah satunya dengan memberikan tawaran pinjaman bagi orang lain yang memerlukan. Harapannya kalau si pemilik SIM card tertarik, minimal si pengirim SMS bisa mendapatkan komisi atau fee dari keberhasilannya menarik konsumen.

Ini belum termasuk SMS yang masuk ke nomor HP prabayar  lainnya. Mulai dari pengumuman memenangkan undian salah satu operator telepon, pembelian tiket pesawat, iklan obat kuat sampai obat pengusir tikus semuanya masuk tanpa kenal waktu.

Yang paling menjengkelkan kalau SMS itu masuk  malam hari. Pada awalnya, saya masih mau bangun dari tidur begitu mendengar ada bunyi SMS masuk. Setelah tahu isinya cuma iklan dan bukan berita yang penting, akhirnya saya biarkan.

Teknologi komunikasi memang mempermudah hidup kita. Namun di sisi lain, dengan penggunaan teknologi komunikasi itu, sepertinya kita malah menyerahkan sebagian waktu kita untuk melayani kemauan sang operator dan pihak lain yang ikut-ikutan nebeng.

Betapa tidak, begitu kita membeli SIM card pasca bayar maupun prabayar dan mendaftarkan identitas diri kita, pada saat itu pula kita  telah membuka akses pihak lain untuk berlomba-lomba menawarkan berbagai produk dan jasa.

Berbeda ketika kita masiih menggunakan telepon rumah. Data identitas priabdi kita hanya diketahui oleh satu instansi. Privasi kita pun lebih terjaga. Hampir tidak pernah kita menerima tawaran atau iklan dari instansi tersebut.

Serba dilematis memang, antara menerima dan menggunakan perkembangan teknologi dengan menjaga privasi diri. Kuncinya adalah ketegasan kita untuk tidak mudah mengiyakan berbagai tawaran dan iklan tersebut.

Kembali pada semboyan “Teliti Sebelum Membeli”. Hanya membeli barang-barang yang memang kita perlukan. Dan tidak mudah tergiur dengan berbagai tawaran yang kelihatannya serba memberikan kemudahan.

Hanya saja, saat ini ada satu tambahan pekerjaan bagi saya. Membaca satu-demi satu SMS yang masuk. Jika dari nomor yang tidak dikenal, saya buka dan baca awalnya saja. Setelah itu langsung dihapus jika isinya tawaran pinjaman atau iklan.