Selama ini kita sering mengartikan investasi dengan menanamkan uang dalam bentuk deposito, saham, tanah, logam mulia dan properti. Dalam hal ini investasi lebih kita pahami sebagai upaya untuk meningkatkan aset berupa harta yang kita miliki. Caranya dapat dilakukan dengan menyisihkan setiap bulan sebagian penghasilan yang kita dapatkan dari bekerja.
Tujuannya adalah dalam jangka waktu tertentu, kita menginginkan imbal hasil yang dapat digunakan untuk memenuhi rencana keuangan kita, misalkan untuk biaya kuliah anak-anak atau biaya hidup ketika pensiun.
Namun pernahkah kita menyadari bahwa menjaga kesehatan adalah juga bagian dari investasi? Berbeda dengan berinvestasi dalam bentuk materi, hasil investasi kesehatan yang kita lakukan adalah dapat mengurangi resiko terserang penyakit yang muncul ketika memasuki usia tak produktif serta biaya-biaya pengobatannya.
Apa yang kita lakukan saat ini terkait dengan pola makan dan pola hidup akan mempengaruhi kesehatan kita pada saat usia lanjut. Kita tentu ingin agar kelak ketika memasuki usia 60-an badan kita tetap sehat. Juga tidak dibebani dengan berbagai penyakit yang memerlukan biaya mahal untuk mengobatinya yang muncul akibat kurangnya berinvestasi menjaga kesehatan pada saat usia produktif.
Apa saja hal-hal perlu kita lakukan yang dapat menjadi investasi kesehatan bagi diri kita? Berdasarkan pengalaman beberapa orang yang pernah saya temui, ada kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan secara kontinu dan konsisten sehingga mereka memiliki umur hingga 60 tahun ke atas dan jarang terserang penyakit. Beberapa kebiasaan yang baik tersebut adalah:
1. Tidak Merokok
Cukup banyak kerugian yang ditimbulkan akibat merokok bagi kesehatan badan. Berbagai himbauan dan peringatan tentang akibat buruk merokok yang disampaikan melalui media elektronik, media cetak maupun dalam kemasan bungkus rokok nampaknya belum membuat jera bagi para perokok.
Merokok bagi sebagian orang memang terasa nikmat namun dampak yang ditimbulkan rokok bersifat merusak kesehatan terutama penyakit jantung koroner dan kanker paru-paru. Tentu kita tak ingin pada saat usia-usia lanjut justru terkena penyakit tersebut yang membutuhkan biaya besar untuk penyembuhannya. Oleh karenanya, pilihan saya untuk tidak merokok adalah salah satu investasi hidup sehat.
2. Lebih Banyak Makan Sayuran dan Buah-Buahan
Salah seorang bos saya di kantor saat ini lebih sering mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran terutama yang berwarna hijau seperti bayam, sawi dan kacang panjang sering disantap saat sarapan, makan siang maupun makan malam. Memang usianya sudah memasuki kepala enam, namun tekadnya untuk menjaga kesehatan patut diacungi jempol. Tak hanya itu, jus buah jeruk juga menjadi konsumsi ketika pagi hari sebelum sarapan.
Kebiasaan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan tersebut saat ini saya tiru. Pola makan saya ubah. Saya lebih memilih ikan, tahu, tempe atau sayuran dan mengurangi konsumsi daging merah dan olahannya. Terkadang saya pesan ke istri supaya memasak sayur yang berkuah atau membuat gado-gado. Di kantor, saya juga berpesan kepada kepala dapur supaya menu makannya perlu diselingi dengan yang bahannya lebih banyak dari sayur seperti membuat nasi pecel atau lalapan yang berisi daun ubi, kacang panjang, sawi plus sambal.
Saya nggak menduga rupanya menu lalapan sayur segar itu juga disukai teman-teman kerja. Meski saat ini usia saya baru 43 tahun, namun dengan memilih lebih banyak makan sayur dan buah-buahan, ini adalah bentuk investasi agar kelak ketika diberikan umur panjang oleh Tuhan hingga 60 tahun, saya masih memiliki badan yang sehat.
3. Lebih Sering Menyantap Makanan yang Direbus
Pola makan warga masyarakat di desa yang lebih sering menyantap makanan yang direbus sebenarnya baik bagi kesehatan karena mengurangi konsumsi minyak goreng. Jagung, kacang, ubi dan singkong rebus adalah beberapa makanan tradisional yang saat ini sudah jarang dikonsumsi warga di kota. Sebagai gantinya mereka lebih banyak menyantap makanan yang digoreng atau dibakar.
Mengenai makanan yang direbus ini saya punya cerita menarik. Pemilik perusahaan di mana saat ini saya bekerja, makan makanan yang direbus sudah menjadi menu rutin sehari-hari. Setiap kali makan beliau pasti minta ada hidangan yang direbus. Tak heran di usia yang sudah mencapai 80 tahun, jika melihat postur tubuh dan raut wajahnya beberapa orang mengira dia masih berusia 60 tahun. Saat ini saya pun mencoba untuk membuat variasi cara mengolah makanan. Mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan dibakar kemudian membiasakan menyantap makanan yang direbus seperti telur, ubi cilembu dan jagung manis.
4. Aktif Melakukan Kegiatan Fisik
Selain mengatur pola makan, hal lain yang perlu kita biasakan adalah sering melakukan aktivitas fisik. Ada banyak aktivitas fisik yang bisa kita pilih dan jalankan secara rutin di mana pun kita berada. Bagi yang lebih banyak bekerja di kantor dan duduk berjam-jam menghadap layar monitor, mengurangi penggunaan lift dan memilih berjalan kaki menggunakan anak tangga adalah kebiasaan yang perlu dilakukan. Beristirahat sejenak dan berjalan-jalan ke bagian atau ruangan lain adalah juga kegiatan yang bisa dipilih.
Para traveller atau profesional yang sering bepergian menggunakan pesawat dan tak punya banyak waktu untuk berolahraga, memilih berjalan kaki menuju pintu keluar ruang kedatangan dan tidak menggunakan eskalator adalah keputusan bijak untuk membiasakan melakukan olahraga ringan. Bahkan pada saat menginap di hotel, mereka dapat menggunakan fasilitas fitness centre atau kolam renang untuk tetap menjaga kebugaran tubuh.
Bagi umat Islam, ada ibadah ritual yang sebenarnya mengajak kita untuk lebih banyak beraktivitas fisik. Contohnya adalah sholat. Filosofi sholat dari sisi kesehatan adalah hampir mirip dengan olahraga senam. Sholat memungkinkan anggota badan mulai dari kepala hingga kaki tetap aktif bergerak dalam waktu-waktu tertentu secara teratur.
Tak hanya itu, bagi yang sering melaksanakan sholat berjamaah, aktivitas berjalan kaki dari rumah ke masjid juga selain bernilai ibadah juga memiliki fungsi kesehatan. Hal tersebut yang beberapa bulan ini saya jalani terutama pada saat sholat subuh. Setelah berwudhu di rumah, saya bergegas menuju masjid dengan berjalan kaki untuk sholat shubuh berjamaah. Waktu tempuh dari rumah ke masjid pergi pulang sekitar 20 menit dengan berjalan kaki itu saya anggap sekalian berolahraga pagi.
Berjalan kaki di saat shubuh juga memberikan kesempatan paru-paru kita untuk menghirup udara yang masih segar dan bersih tanpa polusi asap kendaraan. Apabila hal ini bisa dilakukan secara rutin Insya Allah akan bermanfaat juga dalam menjaga kesehatan badan kita.
5. Belajar dan Mencoba Hal Baru
Saya terinspirasi dengan ibu mertua saya yang meski sudah berusia di atas 60 tahun, namun rajin menggunakan smartphone untuk berkomunikasi dengan anak-anak dan menantunya. Saya salut dengan keinginan beliau untuk belajar, otak-atik gadget dan bertanya pada yang lebih muda dalam menggunakan teknologi agar tetap terhubung dengan anak-anaknya yang tinggal di lain kota.
Saat ini, setiap kali beliau berkunjung ke rumah anak-anaknya atau menghadiri acara di tempat kerabat pasti memberitahu lewat BBM. Juga ada gambar atau foto yang diupload. Nggak hanya itu, ngobrol, update status dan berkomentar dalam grup keluarga juga sering dilakukan. Karena seringnya berinteraksi di grup, beliau tahu siapa saja anak-anak dan menantunya yang rajin update dan berkomentar.
Pernah sekali ibu mertua bertanya ke istri saya,”Kenapa mas Yudhi kok jarang sekali berkomentar di grup keluarga”. Nah, lho ketahuan deh kalau saya jarang kasih komentar. Keinginan untuk belajar dan mencoba hal baru agar mudah berkomunikasi dengan anak-anak serta menantunya tersebut, bisa jadi yang membuat ibu mertua saat ini tetap fit dan sehat di usia yang mencapai lebih dari 60 tahun.
6. Mengendalikan Stres
Stres memang tak bisa dihindari oleh siapa pun. Pada kadar tertentu stres diperlukan agar diri kita termotivasi untuk meraih apa yang kita cita-citakan. Namun terkadang permasalahan dalam keluarga maupun pekerjaan yang tidak tertangani secara tuntas dapat menyebabkan stres. Oleh karena itu dianjurkan jika kita menghadapi masalah maka upayakan untuk segera diselesaikan, karena menunda pemecahan masalah sama saja dengan mengundang datangnya masalah baru.
Jika diri kita tidak mampu menyelesaikan, usahakan minta bantuan seseorang yang kita percayai. Kita bisa minta bantuan keluarga, sahabat atau berkonsultasi langsung kepada ahlinya. Beberapa orang melakukan kegiatan yang mereka sukai untuk mengusir stres. Coba ingat-ingat kembali apa saja kegiatan, hobi atau kesukaan yang selama ini jarang kita lakukan karena kesibukan sekolah atau pekerjaan. Luangkan waktu sejenak untuk pilih salah satu kita sukai seperti berolahraga, berkebun, memelihara hewan ternak, bermain musik, travelling, memasak atau membaca buku.
Untuk mengurangi stres, saya biasa memberi makan ikan yang dipelihara di belakang kamar. Melihat ikan-ikan menyantap pakan yang dilempar ke air serasa ada keasyikan tersendiri dan sejenak bisa melupakan berbagai masalah penyebab stres. Ngeblog juga aktivitas lainnya yang biasa saya lakukan untuk mengendalikan stres.
7. Berdoa
Semua yang kita lakukan di atas akan terasa lebih lengkap bila kita iringi dengan doa kepada yang Maha Kuasa. Upaya-upaya untuk menjaga kesehatan yang kita lakukan secara fisik akan terasa ikhlas, bila kita menyerahkan semua hasilnya kepada yang Maha Mengenggam jiwa dan raga kita.
Kita berdoa dan berpengharapan agar ikhtiar yang telah kita lakukan berkenan di hadapan Tuhan. Dan atas kehendakNya kita diberikan umur yang panjang serta mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat bagi sesama. Sebagai seorang muslim, saya berusaha untuk tidak lepas melaksanakan sholat lima waktu. Saat-saat setelah sholat itulah ucapan syukur dan doa seringkali saya panjatkan kepada Yang Maha Kuasa. Bersyukur atas nikmat yang telah diberikanNya dan memohon agar diberikan perlindungan dari gangguan serta kejahatan makhluk-makhluknya.
Artikel ini diikutsertakan pada Giveaway Seminggu: Road To 64